Rabu, 20 April 2011

pengelolaan kelas

بسم الله الرحمن الرحيم
Pengertian pengelolaan kelas
Arti pengelolaan kelas dapat ditinjau dari beberapa pendangan:
o pandangan otoriter, bahwa pengelolaan kelas sebagai proses mengontrol tingkah laku siswa atau seperangkat kegiatan guru untuk mempertahankan ketertiban kelas.

o Pandangan behaviour modification, adalah seperangkat kegiatan guru untuk mengubah tingkah laku siswa (proses pengubahan tingkah laku) kearah positif.

Tujuan pengelolaan kelas

Adapun tujuan pengelolaan kelas dikemukakan Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen (1996) yang dikutip Rachman (1998/1999: 15), adalah:
a. Mewujudkan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar ataupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan berkembangnya kemampuan masing-masing siswa.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang merintangi interaksi belajar yang efektif.
c. Menyediakan fasilitas atau peralatan dan mengaturnya hingga kondusif bagi kegiatan belajar siswa yang sesuai dengan tuntutan pertumbuhan dan perkembangan sosial, emosional dan intelektualnya.
d. Membina perilaku siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan keindividualannya.

 

Prinsip-prinsip pengelolaan kelas

1.    Anak-anak itu suka mengikuti aturan karena memang mereka itu mengerti dan menerimanya.
2.    Aturan-aturan yang ditetapkan dan prosedur yang ditempuh itu harus jelas dan dibutuhkan.
3.    Dalam setiap kegiatan pengelolaan kelas (termasuk belajar mengajar), antusias dan kehangatan guru harus ditunjukkan
4.    Penggunaan variasi dalam alat, media, metoda dan gaya berinteraksi adalah kunci sukses pengelolaan kelas.
5.    Kewaspadaan akan jalannya proses kegiatan belajar-mengajar dari kemungkinan terjadinya berbagai gangguan mengharuskan guru bersikap dan bertindak luwes.

Komponen pengelolaan kelas

Kelas
Kelas dalam arti sempit yakni ruangan yang dibatasi oleh empat dinding sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar-mengajar
Kelas dalam arti luas suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan
1.    Kurikulum
ž  Tradisional: mengakibatkan aktifitas kelas berlangsung secara statis,
-       Proses belajar mengajar di kelas berlangsung dengan kegiatan utama diselenggarakan oleh guru
-       berpusat pada materi yang terdapat didalam buku
-       Kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam bentuk ceramah
-       kegiatan belajar ditekankan pada proses menghafal atau mengingat materi
-       Sehingga kegiatan kelas berlangsung sangat kaku, statis, intelektualistis
ž  Modern:  menjadikan kegiatan belajar sangat   dinamis (tidak monoton)
-       Melakukan kegiatan yang dapat berpengaruh pada pembentukan pribadi murid, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas/sekolah
-       menyelenggarakan kegiatan kelas di masyarakat, baik yang langsung maupun tidak langsung yang mempunyai pengaruh pada proses belajar mengajar seperti: tempat rekreasi, pabrik, kehidupan sosial masyarakat sekitar
-       Sehingga proses kegiatan belajar mengajar di kelas akan lebih mengutamakan kreativitas dan inisiatif murid, sesuai dengan minat dan kemampuannya
2.    Gedung/sarana sekolah
-       Sekolah yang menggunakan kurikulum tradisional, pengaturan ruangannya bersifat sederhana, karena kegiatan belajar mengajar diselenggarakan di kelas yang tetap
kursi dan meja murid diatur dan ditempatkan secara tetap menghadap ke depan kelas.
-       sekolah yang menggunakan kurikulum modern, ruangan kelas diatur menurut jenis kegiatan berdasarkan program-program yang telah dikelompokkan

3.    Guru
guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan anak didik ke taraf yang dicita-citakan, guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang transer of knowledge, tetapi juga sebagai “pendidik” yang transfer of values dan sekaligus sebagai “pembimbing”
4.    Murid
Murid adalah anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis dalam rangka mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khususnya berupa sekolah
5.    Dinamika kelas
Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi oleh dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreativitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok
- wali/guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan yang berguna

Pendekatan dalam pengelolaan kelas

Beberapa pendekatan yang bisa dijadikan alternatif dalam pengelolaan kelas yaitu:
1.    Pendekatan dengan penerapan sejumlah larangan dan anjuran
Pendekatan ini cocok bagi penanggulangan masalah kelas yang bersifat insidental kurang mengarah pada pemecahan masalah yang bersifat jangka panjang. Dalam penerapan pendekatan ini akan muncul bentuk-bentuk: penghukuman atau pengancaman, penguasaan atau penekaran, pengalihan atau pemasabodohan. aleh karena itu, dalam penerapan pendekatan ini guru perlu memperhitungkan dampak psikologisnya siswa agar penggunaan pendekatan ini tetap memberikan manfaat positif bagi siswa.
2.    Pendekatan pengubahan tingkah laku
Pendekatan ini dimaksudkan untuk menghentikan atau mengurangi perilaku-perilaku yang tidak dikehendaki serta dapat mereruskan atau meningkatkan perilaku-perilaku yang dikehendaki.

3.    Pendekatat iklim sosioemosional
Pendekatan ini berkeyakinan bahwa suasana atau iklim kelas yang baik berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran. Implikasinya adalah bahwa siswa bukan semata-mata sebagai individu yang sedang mempelajari pelajaran tertentu, tetapi dipandang sebagai keseluruhan pribadi yang sedang berkembang.
4.    Pendekatan proses kelompok
Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa pengalaman belajar di sekolah berlangsung dalam suasana kelompok, yaitu kelompok kelas. Dalam hal ini tugas guru terutama membina dan memelihara kelompok yang efektif dan produktif.
5.    Pendekatan Elektis
Pendekatan yang merupakan gabungan atau campuran dari beberapa pendekatan
yang terpilih sesuai dengan potensi atau manfaat dalam menghadapi suatu situasi kelas.


Prosedur pengelolaan kelas

1.    Prosedur Dimensi Pencegahan
Prosedur pencegahan merupakan tindakan yang dilakukan guru dalam mengatur anak didik, lingkungan dan peralatan kelas, prosedur pencegahan ini menyangkut segala tindakan guru sebelum tingkah laku yang menyimpang dan mengganggu proses pengajaran muncul. Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen kelas.

Adapaun langkah-langkah pencegahannya (Rahman : 1998) sebagai berikut :
a. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru

merupakan langkah yang strategis dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya

b. Peningkatan kesdaran peserta didik
Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila dua kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu.

Untuk meningkatkan kesadaran peserta didik, maka kepada mereka perlu melaksanakan hal-hal berikut : (1) memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik, (2) memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para peserta didik, (3) menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormatidan rasa keterbukaan antara guru dan peserta didik.

c. Sikap jujur dan tulus dari guru

Guru hendaknya bersikap jujur dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannnya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap dan tindak laku seperti itu sangat membantu dalam mengelola kelas. Guru dengan sikap dan kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar

d. Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan
Untuk megenal dan menemukan alternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru : (1) melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta didik yang sifatnya invidual maupun kelompok,  (2) mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru hendaknya berusaha menggunakan pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situasi atau menggantinya dengan pendekatan yang dipilihnya, (3) mempelajari pengalaman guru-guru lainnya yang gagal atau berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai manajemen kelas.

2.    Prosedur Dimensi Pengatasian/Penyembuhan
Prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif merupakan tindakan yang dilakukan guru sebagai respon untuk mengatasi tingkah laku anak yang menyimpang atau mengganggu

Usaha yang bersifat penyembuhan (kuratif) mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Mengidentifikasi masalah

dalam langkah ini, guru mengenal atau mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Berdasarkan masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.

b. Menganalisis masalah
Pada langkah ini, guru menganalisis penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang dan sumber-sumber dari penyimpangan itu Selanjutnya menentukan alternatif-alternatif penanggulangannya.

c. Menilai alternatif pemecahan masalah
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat untuk menanggulangi masalah.

d. Mendapatkan balikan
Mendapatkan balikan dari hasil pelaksanaan alternatif pemecahan masalah, Pada langkah ini guru melaksanakannya dengan cara monitoring,

Pengaturan lingkungan fisik kelas
Salah satu faktor yang panting dalam proses pembelajaran adalah lingkungan. Yang dimaksud lingkungan di sini adalah lingkungan fisik kelas. Oleh karena itu lingkungan fisik kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga mendukung terhadap berlangsungnya proses pembelajaran siswa. Langkah praktis yang harus ditempuh dalam pengaturan lingkungan fisik kelas ini, meliputi hal-hal berikut:
-       Lingkungan fisik kelas harus bersih dan sehat.
-       Kelas adalah tempat anak menghabiskan sebagian besar kegiatan belajar mengajar.
-       Kelas sedapat mungkin harus merupakan suatu tempat yang indah dan menyenangkan.
-       Guru harus membagi dan membuat tanggungjawab latar belakang fisik itu menjadi milik siswa yang ada di kelas tidak hanya milik guru.
-       Banyak hal yang harus dipertimbangkan mengorganisasi lingkungan fisik kelas.
Lingkungan fisik kelas harus mengandung unsur kesehatan, sirkulasi udara dan cahaya harus memadai.
Selain pengaturan lingkungan fisik kelas dan juga perlu diperhatikan pengaturan tempat duduk siswa hal ini tidak kalah pentingnya dalam rangka kegiatan pengelolaan kelas. Pengaturan tempat duduk siswa dapat dilakukan dengan berbagai variasi, antara lain berderet menghadap ke papan tulis, pola susun tempat duduk berkelompok, para pengaturan tempat duduk formasi tapal kuda dan yang terakhir adalah pola pengaturan tempat duduk meja bundar dan persegi.




Disiplin kelas
disiplin merupakan rasa tanggung jawab siswa berdasarkan kematangan sosial untuk mentaati aturan/tata tertib. Tanpa disiplin, tujuan pendidikan dan pengajaran tidak akan tercapai. Itu sebabnya setiap guru yang baik harus mampu menciptakan disiplin yang baik di dalam kelasnya. Dengan disiplin dimaksud usaha untuk mengatur dan mengontrol kelakuan guna mencapai tujuan pendidikan.
Gangguan terhadap disiplin dapat disebabkan oleh guru, yakni pribadi guru dan kekurangannya dalam kesanggupan mengajar dan keterampilan sosial.
Pelanggaran terhadap disiplin dapat pula disebabkan oleh anak, yakni oleh interaksi di antara anak-anak dan oleh gangguan dalam pribadi anak sendiri.
Guru yang berpribadi mempunyai kewibawaan. la disegani anak-anak, bukan karena rasa takut, melainkan karena guru itu mewujudkan norma-norma tertentu pada dirinya. Kebanyakan pelanggaran disiplin dapat diatasi. Dalam hal ini kepribadian guru, kesanggupan mengajar, penyelenggaraan kegiatan rutin dalam kelas serta perbaikan keadaan dalam kelas memegang peranan yang penting. Namun demikian bagaimanapun baiknya guru, selalu akan terdapat pelanggaran terhadap ketertiban di dalam kelas. Oleh sebab itu guru perlu menggunakan hukuman untuk memulihkan disiplin. Hukuman hendaknya diberikan dengan hati-hati, agar jangan menimbulkan akibat-akibat yang negatif.
 Tiap kelas mempunyai suasana atau iklim tersendiri. Guru dapat mengusahakan iklim yang sehat di dalam kelasnya. Kelas yang bersuasana sehat juga mempunyai disiplin yang sehat. Dalam negara kita yang ber-Pancasila, kita hendaknya mendidik anak-anak ke arah self-discipline, sehingga mereka dapat mematuhi peraturan alas keyakinan akan perlu dan baiknya peraturan-peraturan itu. Disiplin adalah rasa tanggungjawab dari pihak murid berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan lata tertib di sekolah sehingga dapat belajar dengan baik.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam membina disiplin dalam kelas dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan dari guru kepada murid dan dalam hal ini murid perlu diberi bimbingan dan penyuluhan untuk mematuhi dan mengenali diri sendiri.
Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membina disiplin kelas antara lain: Teknik keteladanan guru, teknik bimbingan guru dan teknik pengawasan bersama.
 Upaya yang dapat dilakukan untuk menegakkan disiplin antara lain dilakukan baik dari pihak guru, pihak siswa, dan dari pihak orang tua. Self dicipline bukan berarti memberikan kebebasan penuh. Self dicipline berarti keinsyafan dan kerelaan sendiri mematuhi peraturan dan norma-norma yang diakuinya. Hal ini baik sekali dan perlu, sekalipun tidak ada orang lain yang mengawasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar